Tampilkan postingan dengan label tips loker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips loker. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 September 2011

Bertanya Apa Saat Wawancara Kerja?

Umumnya, saat wawancara kerja, perusahaanlah yang bertanya kepada si pelamar. Namun, di akhir wawancara kerja, biasanya pelamar diberikan kesempatan untuk bertanya. Semua artikel tentang pekerjaan menyarankan untuk memanfaatkan kesempatan untuk bertanya. Namun, apa yang sebaiknya kita tanyakan di saat krusial seperti itu?

 1. Profil perusahaan

Ada kalanya, pewawancara memberikan presentasi singkat mengenai profil perusahaan (sangat disarankan Anda sudah terlebih dahulu mempelajarinya sebelum menghadiri wawancara). Bila pewawancaranya tidak melakukan hal ini, maka Anda bisa bertanya lebih jauh. Misal, tanyakan kapan perusahaan tersebut didirikan, target market-nya siapa, atau pesaingnya siapa. Tanyakan juga profil pemilik perusahaan tersebut; apakah perusahaan keluarga atau suatu kelompok usaha.

2. Peraturan umum perusahaan

Pertanyaan tentang jam kerja perusahaan atau ketentuan lembur bisa Anda tanyakan dalam kesempatan ini.

3. Struktur organisasi

Anda boleh mengajukan pertanyaan mengenai struktur organisasi di perusahaan tersebut, khususnya menyangkut kepada siapa Anda akan bertanggung jawab, hubungan dengan rekan yang berada di jenjang/departemen yang sama atau di departemen terkait. Bila posisi yang ditawarkan adalah supervisor ke atas, Anda juga bisa bertanya tentang jumlah anak buah Anda.

4. Paket remunerasi

Hati-hati dengan topik sensitif ini. Jangan mendahului pewawancara. Ajukan pertanyaan hanya bila pewawancara sudah membuka topik ini. Umumnya ada sesi pembicaraan mengenai gaji dan biasanya ini terjadi pada tahap-tahap akhir. Bila pewawancara sudah membuka pembicaraan dengan topik ini, Anda bisa mengajukan pertanyaan, bukan hanya tentang gaji, tetapi juga kompensasi lainnya. Misalnya tentang kesempatan mengikuti seminar/pelatihan, komisi, tunjangan kesehatan, dan lainnya.

5. Karakter pekerjaan/posisi itu sendiri

Hal terakhir ini sangat penting. Biasanya pertanyaan-pertanyaan ini lebih tepat bila Anda ajukan langsung kepada user atau calon atasan Anda. Tanyakan tentang deskripsi pekerjaan yang akan ditugaskan kepada Anda, target yang akan dibebankan, apakah ada penugasan ke luar kota, bagaimana prestasi Anda akan diukur dan lain-lain.

Membaca dan Memahami Bahasa Tubuh Pewawancara

Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja. Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.

1. Jabat Tangan
 
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus. Dead fish adalah tipe jabat tangan yang “malas”, yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam, seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas, namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.

Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat.

2. Tatapan
 
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain.
Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
 
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
 
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.
5. Tangan dan Lengan
 
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa “menerimanya” kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.

Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan.

Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...