Sabtu, 17 September 2011

Bertanya Apa Saat Wawancara Kerja?

Umumnya, saat wawancara kerja, perusahaanlah yang bertanya kepada si pelamar. Namun, di akhir wawancara kerja, biasanya pelamar diberikan kesempatan untuk bertanya. Semua artikel tentang pekerjaan menyarankan untuk memanfaatkan kesempatan untuk bertanya. Namun, apa yang sebaiknya kita tanyakan di saat krusial seperti itu?

 1. Profil perusahaan

Ada kalanya, pewawancara memberikan presentasi singkat mengenai profil perusahaan (sangat disarankan Anda sudah terlebih dahulu mempelajarinya sebelum menghadiri wawancara). Bila pewawancaranya tidak melakukan hal ini, maka Anda bisa bertanya lebih jauh. Misal, tanyakan kapan perusahaan tersebut didirikan, target market-nya siapa, atau pesaingnya siapa. Tanyakan juga profil pemilik perusahaan tersebut; apakah perusahaan keluarga atau suatu kelompok usaha.

2. Peraturan umum perusahaan

Pertanyaan tentang jam kerja perusahaan atau ketentuan lembur bisa Anda tanyakan dalam kesempatan ini.

3. Struktur organisasi

Anda boleh mengajukan pertanyaan mengenai struktur organisasi di perusahaan tersebut, khususnya menyangkut kepada siapa Anda akan bertanggung jawab, hubungan dengan rekan yang berada di jenjang/departemen yang sama atau di departemen terkait. Bila posisi yang ditawarkan adalah supervisor ke atas, Anda juga bisa bertanya tentang jumlah anak buah Anda.

4. Paket remunerasi

Hati-hati dengan topik sensitif ini. Jangan mendahului pewawancara. Ajukan pertanyaan hanya bila pewawancara sudah membuka topik ini. Umumnya ada sesi pembicaraan mengenai gaji dan biasanya ini terjadi pada tahap-tahap akhir. Bila pewawancara sudah membuka pembicaraan dengan topik ini, Anda bisa mengajukan pertanyaan, bukan hanya tentang gaji, tetapi juga kompensasi lainnya. Misalnya tentang kesempatan mengikuti seminar/pelatihan, komisi, tunjangan kesehatan, dan lainnya.

5. Karakter pekerjaan/posisi itu sendiri

Hal terakhir ini sangat penting. Biasanya pertanyaan-pertanyaan ini lebih tepat bila Anda ajukan langsung kepada user atau calon atasan Anda. Tanyakan tentang deskripsi pekerjaan yang akan ditugaskan kepada Anda, target yang akan dibebankan, apakah ada penugasan ke luar kota, bagaimana prestasi Anda akan diukur dan lain-lain.

Membaca dan Memahami Bahasa Tubuh Pewawancara

Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja. Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.

1. Jabat Tangan
 
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus. Dead fish adalah tipe jabat tangan yang “malas”, yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam, seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas, namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.

Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat.

2. Tatapan
 
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain.
Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
 
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
 
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.
5. Tangan dan Lengan
 
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa “menerimanya” kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.

Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan.

Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.

Kamis, 15 September 2011

[Sinopsis] Tamra The Island - Episode 3

Beo Jin yang menemui William dan mengajarinya agar berhati-hati tanpa mereka ketahui Park Kyu mengikuti Beo Jin dan mendengar pelajaran yang diberikan Beo Jin. Dan saat William menengok ke arah luar gua dilihatnya Park Kyu mendekat ke arahnya. Beo Jin yang ikut menoleh pun terlonjak kaget dan beseru, “Yandari”. Mendengar seruan Beo Jin Yan pun menghentikan langkahnya.
“Bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?”tanya Beo Jin.
Dengan santai Park Kyu menjawab,”orang yang terbuang (terdampar?)”ujar Park Kyu pada William seraya bersedekap.
“Kamu….harta karunku!”seru William (dalam bahasa Inggris)seraya menghampiri Park Kyu namun di tahan Beo Jin.
Yan pun segera berlari ke arah Park Kyu dengan membawa pisau. Namun Beo Jin menghalanginya.
“Tidak, jangan!hentikan!”teriak Beo Jin seraya menghalangi Yan maju ke depan.
“William, tidak apa-apa. Dia buka orang yang jahat, dia seseorang yang aku kenal. Ini baik-baik saja William”ujar Beo Jin pada William seraya menenangkan William.

“Tidak, dia mengambil hartaku”seru William (dalam bahasa Inggris, entah apa yang terjadi seandainya William tahu hartanya dijadiin pispot wkwkwkw).
“Mencuri makanan dari dapur,berkeliaran sampai larut malam dan mereka membawa benda-benda aneh di sekelilingnya (jebakan yang di pasang William). Aku tahu ada sesuatu yang terjadi . Apa kau tidak tahu kesulitan apa yang akan kau dapatkan jika ketahuan menyembunyikan orang asing? Jika kau tidak melaporkan keberadaan orang asing, aku akan melakukannya sendiri ke kantor pemerintah provinsi”seru Park Kyu pada Beo Jin.
“William adalah orang yang baik! Kau tidak dapat melaporkan dia!”teriak Beo Jin. Park Kyu diam mendengar pembelaan Beo Jin.
“Aku tidak ingin William mati. Pria bermata biru tidak jahat”ujar Beo Jin membela William.
“Bagaimana kau tahu itu saat kau tidak bisa berkomunikasi dengan dia?”bentak Park Kyu.
“Aku tahu! Meskipun aku tidak tahu bahasanya, aku bisa tahu! Ini tidak seperti ia melakukan kejahatan dan dikirim ke sini sepertimu. Dia hanya terdampar di sini setelah perahunya tenggelam”ujar Beo Jin.
“Aku menemukannya di pantai, jadi aku tahu”lanjut Beo Jin seraya mendekap William.
“Aku ingin hartaku kembali”seru William seraya melangkah maju.
“William”seru Yan seraya menahan punggung William.
Suasana pun menjadi hening lalu Beo Jin melangkah maju untuk memperkenalkan kedua orang asing ( William dan Yan) pada Park Kyu.
“Orang bermata biru ini namanya William. William”ujar Beo Jin seraya menunjuk kea rah William lalu ia menunjuk ke arah Yan.
“Dan ini adalah….”ucap Beo Jin namun Beo Jin tidak meneruskan kata-katanya karena Beo Jin lupa namanya hehe.
“Yan dari Nagasaki”ujar William (dalam bahasa Inggris).
“Oh begitu, Yan. Dia adalah Yan”lanjut Beo Jin seraya menunjuk ke arah Yan kembali.
“Nagasaki? Apakah itu berarti dia orang Jepang?”tanya Park Kyu.
Beo Jin pun terlonjak kaget,”Yan”gumannya.
“Apakah kau orang Jepang?”tanya Beo Jin. Namun Yan tidak menjawab pertanyaan Park Kyu maupun Beo Jin.
Lalu Beo Jin melangkah maju memperkenal Park Kyu pada William dan Yan.
“Dan orang yang di asingkan ini adalah Park Kyu”ujar Beo Jin seraya menunjuk ke arah Park Kyu.
“Fuck You?”ulang William (ucapan Beo Jin Park Kyu terdengar sama William seperti pelafalan Fuck You wkwkkwkw).
“Ya, Park Kyu”ucap Beo Jin seraya mengangguk.
“Benarkah?”tanya William (dikira namanya benar-benar Fuck You wkwkwk).
William pun menoleh ke arah Park Kyu. “ Namamu adalah Fuck You?”seru William. Beo Jin pun menoleh ke arah Park Kyu. Park Kyu pun tak terima namanya dilafalkan dengan keras oleh William apalagi salah hahaha.
“Beraninya kau memanggil namaku dengan lantang!”teriak Park Kyu.
William pun tertawa lalu menoleh ke arah Yan.
“Fuck You? Itu lucu”bisik William pada Yan (dalam bahasa Inggris).
Melihat tingkah William seperti Park Kyu pun memasang muka cemberut. William pun terdiam namun tidak dapat menahan tawanya. Dia pun tertawa, Beo Jin pun ikut tersenyum.
Park Kyu berdehem. Lalu bergegas pergi.
William mau menyusul namun di tahan Beo Jin.
“Jangan khawatir. Tinggal di sini, oke?”ujar Beo Jin menenangkan William.
Beo Jin menyusul Park Kyu yang sudah berjalan duluan.
“Tunggu sebentar”seru Beo Jin.
“Hei, Yandari. Tunggu sebentar”lanut Beo Jin.
Beo Jin pun akhirnya bisa menyusul Park Kyu ia menahan Park Kyu.
“Tak bisakah kau merahasiakannya? Mereka terdampar terkena badai. Kakek ( kakek tua yang makan ikan bersama waktu di pinggir laut) mengatakan bahwa pria bermata biru akan di bunuh”ujar Beo Jin memberi alasan seraya memelas hampir mau menangis.
“Aku harus melaporkan ini. Beri jalan”tegas Park Kyu lalu melanngkah pergi.
Beo Jin pun menahan tangan Park Kyu dan memohon.
“Harap jaga rahasia ini, aku akan melakukan apapun yang kau minta”rengek Beo Jin.

Park Kyu pun berpikir sebentar dan tersenyum, “itu adalah idemu bahwa kau akan melakukan apapun yang aku minta”jelas Park Kyu. Beo Jin pun mengangguk.
“Aku akan melihat bagaimana kau menjaganya dengan tawaran ini dan memutuskan”seru Beo Jin seraya tersenyum lalu melanjutkan langkahnya.
“Baiklah”ucap Beo Jin lemah.
“Ho ho apa yang kau katakan, tidak bisakah lebih hormat?”teriak Pak Kyu.
“Aku mengerti”ulang Beo Jin seraya membungkuk.
Park Kyu pun menoleh menghindari muka Beo Jin dan tersenyum puas.
Saat penyiksaan untuk Beo Jin (wkwkkw sadis).

Beo Jin pun mengambil alih tugas mengambil air, sedangkan Park Kyu asyik membaca buku seraya berkipas-kipas di dipan halaman rumah.
Beo Jin pun meletakkan klenting airnya di dipan karena sudah capek. Ia pun beristirahat sebentar.
“Ini sangat sulit”gumannya.
“apakah sulit?”tanya Park Kyu. Beo Jin pun menoleh ke arah Park Kyu.
“Lalu aku akan pergi ke poli…”ujar Park Kyu seraya bangkit dari duduknya.
Beo Jin pun segera mencegah Park Kyu berdiri. Lalu Beo Jin pun segera mengepel lantai dan Park Kyu melanjutkan membaca buku sambil kipas-kipas. Saat mengepel lantai, Beo Jin mengibas-ngibaskan kain pel ke arah Park Kyu hahahaha lucu.
Selesai mengepel Beo Jin membereskan jerami yang di dipan samping Park Kyu. Beo Jin pun memasang tampang lelah. Park Kyu pun semakin menganggu Beo Jin.
“Mari kita pergi ke kebun”ajak Park Kyu. Beo Jin pun hanya bisa menahan kesal seraya menghentak-hentakkan jerami yang sudah di susunnya.
Di kebun Beo Jin memetik jeruk-jeruk yang sudah matang (lihatnya ngiler kayaknya enak tuh), sedangkan Park Kyu mengajari Beo Seol (adiknya Beo Jin) di pondokan sera kipas-kipas (puas banget ngerjain Beo Jin hahaha).
“Apakah persembahan itu juga untuk raja juga?”tanya Park Kyu pada Beo Seol.
“Bukan, itu bukan. Tapi kita harus memilih yang terbaik dan di kirim ke petugas. Mereka akan menggunakannya untuk berbagai acara dan ritual”jawab Beo Seol.
“Hmm… tentang Yi Bang dari Daejunghyun?”tanya Park Kyu lagi.
Mendengar Yi Bang Beo Jin yang mencicipi jeruk pun menyahut.
“Yi Bang?”tanya Beo Jin lalu berdiri menghadap ke arah Park Kyu.
“Bahwa orang tidak terlihat seperti dia ada sekitar sini”ujar Park Kyu.
“Hmmm, kapan itu?”guman Beo Jin seraya mengingat-ngingat.
“Bagaimanapun, mereka mengatakan ia datang luar ketika pemerintah melarang perpindahan orang ke luar kota. Mungkin itu sebabnya dia tidak memiliki simpati untuk orang, bahkan sedikit”jelas Beo Jin.
“ Seperti orang lain yang aku tahu”lanjut Beo Jin seru menunjuk ke arah Park Kyu.
“Aku kira dia dari Bibyunsa ( salah satu aparat sipil atau militer)”terang Park Kyu.
“Apa? Bi Byun?... Byun (feses)?”tanya Beo Jin.
“Sudahlah. Pergi selesaikan apa yang kau lakukan”jawab Park Kyu (dijelasin panjang lebar juga Beo Jin g bakalan ngerti hehehe). Beo Jin un melanjutkan merapikan jeruk-jeruk yang sudah dipetiknya.
Sementara itu Kkeut Boon dan kedua sahabatnya (mulai sekarang kedua sahabat Kkeut Boon ini karena kakak adik ari sebut kakak dan adik saja) melewati kebun jeruk juga. Mereka memetik jeruk lalu memakannya, dan ketika Kkeut Boon menengok ke arah pendopokan dilihatnya Park Kyu dan Beo Jin bersama langsung berubah jadi kesal. Park Kyu turun dari pendopokan melihat kerja Beo Jin.
“Dia benar-benar lucu. Dia selalu mengatakan bahwa dia membenci orang yang di asingkan tapi dia selalu dengan dia…. Dasar rubah!ujar adik sahabat Kkeut Boon.
“Ingatlah ketika ia membuat keributan besar saat dia mengambil Jingsapae, orang yang di asingkan yang dituduhnya?”tanya kakak sahabat adik Kkeut Boon.
“Itu yang aku maksud”jawab adik sahabat Kkeut Boon.
Kkeut Boon yang kesal segera meludah ditelapak tangannya lalu mengusap kepalanya dengan telapak tangannya itu maksudnya biar rambutnya kelimis wkkwkw.
Dia pun berteriak “Beo Jin!” agar Park Kyu menoleh ke arahnya seraya berpose menggoda (Kkeut Boon lihat mukamu aja udah pengen ketawa apalagi gayamu wkkwkw).
Namun Park Kyu maupun Beo Jin tidak menoleh sama sekali karena tidak mendengar. Kkeut Boon pun kesal.
Di tepi laut William duduk memperhatikan jam pasir yang telah diisi kunang-kunang sebagai cahaya di temani Yan.
“Kita tidak bisa menundanya lagi. Ini cukup dekat (Nagasaki), kita dapat berlayar di atas perahu kecil”seru Yan.
“Apakah kita benar-benar harus buru-buru?. Aku belum mengambil hartaku”ujar William.
“Lupakan saja!”teriak Yan.
“Satu orang telah melihat kita. Tidak akan lama sebelum mereka menemukan kita”jelas Yan.

William memandang ke arah laut lalu merebahkan diri di pasir. Lalu ia mengucapkan bahasa korea yang di ajarkan Beo Jin.
“Bap Mugutsooka (apakah kau sudah makan?) Salpyu Gapsuh (berhati-hatilah!)”ucapnya lalu memakai topeng pemberian kakek tua.
Di tempat Seorin Sangdan di Hanyang ( Sangdan=kelompok pedagang).
Kelompok pedagang itu di pimpin seorang wanita. Dan saat itu kelompok itu sedang mengeksekusi dua orang yang berkhianat.
Pemimpin wanita itu masuk ke ruang eksekusi .
“Aku yang menyelamatkan kalian…. Kalian….yang tak punya tempat untuk pergi. Bagaimana kalian bisa menusuk dari belakang?”tanya pemimpin itu.
“Kami tidak akan pernah menyentuh barang lagi”jawab salah satu pengkhianat mohon ampun.
“Mulai sekarang kalian harus menghadapi hukuman atas nama Seorin Sangdan bukan Chosun”seru pemimpin Seorin.
“Hamba telah melakukan dosa besar”ujar salah satu pengkhianat.
“Lihatlah akhir hukumanmu atas nama Sangdan kami”seru pemimpin Seorin lalu mengambi pedang pengawalnya lalu menebas tali penyeimbang yang dikalungkan di leher kedua penghianat.
Secara otomatis kedua pengkhianat pun terseret ke atas dan tergantung.
Pemimpin Seorin pun keluar bersama pengawalnya, ketika ia menengok ia melihat petugas yang memeriksa barang, ia pun menghampirinya. Dan mengambil catatan petugas.
“Bagaimana masing-masing provinsi memiliki cara yang berbeda untuk menandai dagangan mereka?”tanya pemimpin.
“Setia provinsi memiliki pengukuran yang berbeda..untuk menimbang, menghitung , dll”jawab petugas.
“Barang yang di datangkan ke sini harus ada standarisasi dalam pengukuran dan kembali dihargai berdasarkan hitungan itu”jelas pemimpin lalu mengembalikan catatan ke petugas.
“Lakukan hal yang sama untuk barang yang keluar dari sini”lanjut pemimpin seraya berjalan melihat barang-barang.
“Ya, Aku akan melakukannya”jawab petugas.
Pemimpin Seorin pun mengecek tiram yang ditunjukkan salah satu petugas.
“Itu adalah abalone kering yang baru saja datang hari ini dari Jeju. Ini adalah produk terbaik terbuat dari abalone kualitas terbaik yang di temukan dan di jemur oleh penyelam perempuan Jeju”jelas petugas pencatat. Pemimpin Seorin pun meletakkan kembali abalone dan menoleh ke arah kuda dan menghampirinya.
“Ini juga dari Jeju, kuda kualitas tertinggi. Hal ini karena permintaan yang besar dari Jepang dan Cina, dan ini pesanan mereka. Karena penyelidikan lebih intes, itu sulit untuk mengeluarkan barang tanpa menambah kecurigaan”jelas petugas pencatat. (berarti kuda-kuda yang dicuri itu di bawa ke sini).
Pemimpin Seorin berbicara di ruang kerjanya bersama pengawalnya.
“Apakah tidak ada penyelidikan lebih lanjut untuk menemukan pencuri yang mencuri barang yang disiapkan untuk raja di Jeju? Aku pikir kau akan pergi ke Jeju”tanya pemimpin Seorin.
“Maksud Anda Jeju?”jawab pengawal. Pemimpin Seorin pu hanya tersenyum penuh arti seraya meminum tehnya.
Di Tamra petugas dari pemerintahan datang mengumumkan akan mengambil Jingsangpoom (barang pajak untuk Raja). Semua orang pun bersiap mengambil barang-barang yang telah disiapkan dan mengumpulkannya di sebuah papan. Ada jeruk, biji-bijian dan lain-lain.
“Pertama, kita akan meninjau aturan untuk cara menjaga penyimpan untuk Jingsangpoom tersebut. Pemimpin penyelam akan bertanggung jawab hal itu dari hari ini sampai akhir bulan ini. Untuk selanjutnya, kalian akan mengambil 5 hari bergantian. Karena ada pencuri di sekitar sini, kalian harus lebih berhati-hati”jelas Yi Bang.
“Ya”jawab warga serempak.
“Lalu kita kan memeriksa barang untuk kualitas”lanjut Yi Bang. Yi Bang pun mulai memeriksa satu-satu barang untuk Raja tersebut. Namun ia melihat ada barang yang tidak ada.
“Apa ini? Di mana abalonenya?”teriak Yi Bang.
“Bulan ini penyelam tidak bisa menemukan banyak abalone. Kami akan menggunakan semua Jinsangpae untuk pengurangan pajak”ujar ibu Kkeut Boon seraya mengambil Jinsangpae di kantongnya.
“Apakah kalian sudah mengumpulkan Jinsangpae banyak?”tanya Yi Bang.

Ibu Kkeut Boon pun menghitung Jinsangpae namun hanya ada empat.
“Hei, Beo Jin. Apa yang kau lakukan? Berikan Jinsangpae dari acara ritual”ujar ibu Kkeut Boon lalu menyerahkan Jinsangpae yang ada di tangannya pada Yi Bang.
“Apa yang kau tunggu?”senggol Kkeut Boon pada Beo Jin, orang-orang yang di sekitar Beo Jin pun menoleh ke arah Beo Jin. Namun Beo Jin hanya terdiam.
“Yang kau hilangkan sebelumnya, kau belum juga menemukannya?”tanya Kkeut Boon.
“Apa itu? Kau kehilangan itu?”tanya ibu Kkeut Boon dan Ibu kedua sahabat Kkeut Boon.
“Bukan begitu”ujar Beo Jin lemah.
Ibu Kkeut Boon menarik Beo Jin dengan kasar ke hadapan Yi Bang.
“Beo Jin yang menghilangkan Jinsangpae itu”ujar ibu Kkeut Boon pada semua orang.
“Apakah kau kehilangan Jinsangpae itu?”tanya Yi Bang.
Beo Jin pun hanya menangis seraya mengangguk.
“Sangat sulit mendapatkan Jinsangpae dan kau berani menghilangkannya?”bentak ibu kedua sahabat Kkeut Boon.
“Apa yang kau lakukan sekarang”seru ibu Kkeut Boon seraya mentoyor kepala Beo Jin hingga menunduk. Park Kyu pun melihat kejadian itu dari belakang barisan petugas.
“Maaf…Maafkan aku…Maafkan aku”ujar Beo Jin seraya menangis dan menunduk-nundukkan kepalanya.
“Apakah menurutmu minta maaf cukup? Ini bukan hanya sekali atau dua kali… kau membuat masalah sebelumnya ketika kita pergi menyelam juga. Apa yang akan kau lakukan sekarang”teriak ibu Kkeut Boon. Park Kyu pun mendengarkannya seraya berpikir.
Tiba-tiba ibu dan ayahnya Beo Jin datang sambil membawa dua keranjang abalone.
“Aku akan bertanggung jawab”seru Ny. Choi. Beo Jin pun menghampiri ibunya dan menghormat untuk minta maaf.
“Aku akan menambahkan abalone ke tumpukan untuk mengganti apa yang hilang”ujar Ny. Choi.
“Oke”seru Tn. Jang.
“Ibu….”guman Beo Jin. Park Kyu pun bergegas pergi duluan.
Di rumah keluarga Jang, Ny. Choi bersiap pergi menyelam. Beo Jin pun ikut bersiap juga.
“Tinggal di rumah”ujar Ny. Choi pada Beo Jin.
“Tidak, ibu. Aku siap. Aku akan bekerja keras”jawab Beo Jin.
“Jangan berpikir mengikutiku, tinggal di rumah saja”seru ibunya.
“Ibu…”guman Beo Jin.
“Kau tidak harus melakukan pekerjaan apapun, hanya tidak membuat masalah”tegas ibunya lalu bergegas pergi menyelam.
“Ibu” guman Beo Jin sedih. Ayahnya pun mencoba mengiburnya.
“Beo Jin”ujar ayahnya menenangkan Beo Jin seraya menepuk-nepuk pundaknya.
Tanpa mereka ketahui Park Kyu mengintip mereka dari dalam kamarnya.
Park Kyu menutup pintunya lalu berpikir.
“Aku seharusnya memberikan padanya sebelumnya… apa yang harus aku lakukan sekarang?”gumannya.
Ternyata Park Kyu pergi ke rumah tetua Jang Gi yang memimpin ritual.
“Kenapa kau datang mengujungiku?”tanya tetua Jang Gi pada Park Kyu.
“Aku menemukan ini di jalan, ini terlihat penting”jawab Park Kyu seraya menyerahkan Jinsangpae.
“Jinsangpae. Kau harusnya menyerahkannya pada kantor pemerintah provinsi langsung”ujar tetua Jang Gi.
“Karena aku di asingkan, tidak terlihat baik bagiku jika terlihat keluar masuk kantor pemerintah. Itu sebabnya aku datang menemui Anda tetua”jawab Park Kyu.
“Terima kasih…. untuk memikirkan warga”ucap tetua Jang Gi.
Sementara itu Beo Jin di dapur menyiapkan makanan untuk di bawa ke William.
“Aku sangat lelah bekerja karena orang yang di asingkan (Park Kyu). Aku tidak bisa mengujungi William. Aku ingin tahu apakah mereka kelaparan”gumannya lalu ia menaruh nasi yang sudah dikepal-kepal dalam bungkusan dan bergegas pergi.
Beo Jin pun berlari dengan cepat tanpa memperhatikan jalan, tiba-tiba William yang memakai topeng menahannya. William pun melepaskan topengnya.
“William! Bukankah aku memberitahumu bahwa jika kau pegi kau akan mendapatkan masalah besar?”seru Beo Jin agak marah.
“Apakah kau sudah makan?”tanya William dalam bahasa Korea (namun sepertinya salah pengucapan, ia malah memberi ucapan salam pagi).Beo Jin pun tertawa.
Lalu mereka duduk di tempat pewarnaan kain. Lalu Beo Jin menyerahkan bekal yang dibawanya untuk dimakan William. William pun memakannya lalu ia memperhatikan kain-kain yang di warnai sedang di jemur.
“It’s pretty”seru William.
“Pretty”ulang Beo Jin.
“Indah, sungguh indah”ujar William .
“Apakah kau suka? Apakah kau ingin aku menunjukkan kepadamu bagaimana hal itu dilakukan?”tanya Beo Jin seraya memegang kain yang di jemur itu. Tanpa mereka ketahui Park Kyu memperhatikan mereka berdua. Park Kyu pun bergegas pergi setelah memastikan bahwa Beo Jin baik-baik saja.
Beo Jin dan William mengambil buah sebesar jeruk (nggak tahu namanya) lalu menumbuk-numbuknya sampai halus, lalu memasukkan hasil tumbukan itu ke air. Dan memasukkan kain yang berwarna putih ke dalam air itu, William dan Beo Jin pun mencelup-celupkan kain itu ke dalam air sampai kain tersebut berubah warna mejadi orange kemerahan dan mengeringkannya di jemuran.
Mereka berdua pun tertawa senang, tiba-tiba Beo Jin memberi tanda pada William untuk bersembunyi karena ada orang yang lewat.
Park Kyu berjalan ke dalam gua tempat tinggal William, ia memeriksa gua tersebut dilihatnya ada sisa telur dan buah-buahan. “Mereka adalah pencuri kedil di sekitar kota”gumannya.
Di pelabuhan 3 orang yang berpakaian serba hitam lengkap dengan capingnya (topi-red) turun dari kapal. Dan ternyata orang itu menemui Yi Bang.
“Saya telah menerima pesan bahwa anda sedang dalam perjalanan”ujar Yi Bang.
“Apa, kau akan pergi menyebarkan bahwa penyelidik datang?”tanya orang misterius itu.
“Pemerintah pusat sudah tahu tentang kasus ini?”ujar Yi Bang.
“itu sebabnya aku di sini… untuk mengurus hal itu. Bagaimana kau mengelola ini dengan buruk?”seru orang misterius itu. Yi Bang hanya terdiam lalu orang misterius itu melangkah pergi.
Namun beberapa langkah ia menghentingkan langkahnya.
“Kau harus menjaga identitas asliku bersembunyi di Tamna, dan kantor provinsi harus mengikuti apa pun yang aku perintahkan”ujar orang misterius itu. Yi Bang pun membungkuk memberi hormat.
Di rumah Beo Jin menjahit baju yang sepertinya dari kain yang selamam. Selesai menjahit ia mengukurnya dengan mengepas di punggung Park Kyu yang duduk di dipan sambil membaca.
Park Kyu menoleh, “Apa yang kau lakukan?”tanya Park Kyu.
“Hanya tinggal meletakkan sejenak. Aku mencoba untuk mengukur ini”jawab Beo Jin. Park Kyu un meneruskan membaca buku seraya kipas-kipas.
“Aku pikir ini akan cocok”ucap Beo Jin setelah mengepas baju untuk William di punggung Park Kyu.
“Siapa yang akan memakai pakaian dengan model seperti itu? Pakaian harus sesuai dengan baik antara bahu dan leher agar dipakai nyaman. Aku memiliki kulit terang. Aku tidak yakin pakaian berwarna akan tampak bagus untukku”ujar Park Kyu acuh. (padahal baju itu untuk William, cemburu ya wkwkkw).
Tiba-tiba Yi Bang datang ke rumah Beo Jin.
“Apakah Daesanggoon (pemimpin penyelam-ibu Beo Jin-red) di rumah?”tanya Yi Bang.
Beo Jin berlari menghampiri Yi Bang. “Tidak”jawab Beo Jin seraya memberi hormat.
“Dia akan segera kembali”lanjutnya.
Yi Bang memperhatikan Park Kyu yang duduk di dipan asyik membaca buku seraya kipas-kipas.
“Aku rasa kau benar-benar seorang sarjana. Aku pikir kau hanya tahu cara bagaimana mengejar perempuan”seru Yi Bang pada Park Kyu.
“Kata-katamu terlalu kasar”ujar Park Kyu setengah teriak.
“Harap kau beritahu dia (Ibunya Beo Jin). Kami telah menerima Jinsangpae yang hilang. Jika ia membawa sisa Jinsangpae yang kalian akan diberikan pengurangan untuk sisa Jinsangpoom (barang pajak untuk Raja)”jelas Yi Bang.
“Bagaimana anda menemukannya?”tanya Beo Jin.
“Dari tetua Han. Ia menerima itu dari sarjana yang di asingkan ini”jawab Yi Bang.
“Tolong katakan padanya”lanjut Yi Bang lalu bergegas pergi. Beo Jin pun memberi hormat sedangkan Park Kyu kecang mengibas-ngibaskan kipasnya. (takut kena marah Beo Jin?).
“Apakah kau benar-benar ingin mati?”tanya Beo Jin seraya menata tajam ke arah Park Kyu.
“Tetap tenang”ujar Park Kyu salah tingkah.
“Kau bicara tetap “tenang”?”seru Beo Jin seraya mendekat ke arah Park Kyu. Melihat sikap Beo Jin marah Park Kyu pun segera berdiri dan menghindar.
“Ayo sini sekarang”teriak Beo Jin seraya menaruh baju yang dibuatnya tadi lalu mengejar Park Kyu.
Sehingga terjadilah kejar-kejaran,”Apa? Apakah kau mengatakan bahwa kau tidak memiliki Jinsangpae?”terik Beo Jin seraya terus mengejar park Kyu dan melemparinya dengan benda yang ada disekitarnya.
“Tidak, tidak!”ujar Park Kyu seraya melindungi diri dan mengindari kejaran Beo Jin.
“Kau bersalah padaku, kau tahu bahwa...”teriak Beo Jin.
“Tidak”ujar Park Kyu kekeuh
“Kau membuatku bersalah. Betapa aku susahnya mencari Jinsangpae?”teriak Beo Jin lalu melempar Park Kyu dengan gayung gentong.
“Bukan”seru Park Kyu seraya berlari menghindar.

Tiba-tiba ibunya Beo Jin sudah ada di depan mereka, Park Kyu pun berhenti mendadak dan Beo Jin menabraknya. Ibunya Beo Jin pun menghampiri mereka dengan tatapan tajam. Keduanya pun ketakutan.
“Apakah kalian kelebihan energi?”sindir Ny. Choi.
“Apa artinya?”tanya Park Kyu polos.
“Berlari-lari seperti orang gila“jawab Ny. Choi.
“Bu, bukan seperti itu. Orang ini, Jinsangpae kita”ucap Beo Jin membela diri namun Park Kyu segera menghentikan Beo Jin melanjutkan kata-katanya.
“Gua”bisik Park Kyu sebagai ancaman untuk Beo Jin (Park Kyu mengancam Beo Jin mengenai William yang di gua).
“Gua?”tanya Ny. Choi.
Beo Jin segera tersadar. Ia pun tertawa kecil diikuti Park Kyu.
Park Kyu da Beo Jin akan menulis perjanjian. Mereka berdua duduk di dipan depan rumah dengan segala peralatannya. “Oke, sebaliknya aku akan mengajarimu bagaimana menulis dalam huruf Hangeul (huruf korea). Salin apa yang aku tulis”ujar Park Kyu lalu memulai menulis.
Beo Jin pun mendengarkan dengan kecut.
“Gi-ug…”seru Park Kyu seraya menuliskan hurufnya di kertas.
Beo Jin pun segera mengikutinya dan Park Kyu memperhatikannya.
“Ni-Eum”lanjut Park Kyu. Beo Jin pun mengikutinya.
“D-Gud”seru Park Kyu, dan seterusnya Beo Jin mengikutinya. Namun tulisan Beo Jin nggak ada yang benar, banyak yang salah dan berlembar-lembar kertas berserakan di depan Beo Jin. Namun Beo Jin masih percaya diri bahwa ia bisa.
“Sekarang aku akan mengatakan katanya dan kau akan menuliskannya?”perintah Park Kyu. Beo Jin pun mengangguk setuju dengan penuh percaya diri.
“Mang-a-jee(pengacau)”ujar Park Kyu memulai. Beo Jin mencibir ke arah Park Kyu dan memulai menulisnya. Namun sepertinya Beo Jin tidak tahu cara menulisnya ia pun mengingat-ngingatnya.
“Boong-uh(ikan mas *kok artinya gini ya*)”lanjut Park Kyu.
Beo Jin pun menulisnya kembali, namun sepertinya tulisannya salah karena Park Kyu mengusap-ngusap keningnya hahahaha.
“Aku sudah mengajarimu lebih dari satu jam. Kau masih tidak tahu itu?”seru Park Kyu detengah berteriak.
“Kau benar-benar berotak ikan mas”guman Park Kyu.
“Apa itu?”tanya Beo Jin. “Tidak peduli apa, aku baik mengajar berbicara Korea! Aku tidak peduli, aku tidak peduli. Aku tidak akan belajar”seru Beo Jin kesal lalu meletakkan penanya.
“Kau benar-benar seperti ikan mas”guman Park Kyu. Beo Jin hanya mendengarnya dengan kesal.
Sementara itu malam hari telah tiba, orang misterius yang menemui Yi Bang menemui seseorang warga di sebuah pondok.
“Hal ini pada akhir bulan ini. Apakah kapal siap?”tanya orang misterius (yang tak lain adalah pengawal pemimpin Seorin) itu.
“Tentu saja. Untungnya kapal menuju pantai Yongmuri (kepala naga). Apakah orang jepang dapat dipercaya? ”ujar warga yang ditemuinya. Pengawal Seorin menatap tajam ke orang itu, orang itu pun segera menunduk mohon maaf.
“Perhatikan apa yang kau katakana”seru pengawal Seorin lalu menjatuhkan sekantong uang pada warga yang ditemuinya.
Warga itu pun mengambil kantong uang itu dan tertawa. Tanpa mereka ketahui Yan mendengarkan percakapan kedua orang ini di balik jaring ikan.
Di pantai Yongmuri.
Ternyata Yan, mendatangi pantai Yongmuri. Ia menyelediki keadaan di sekitar pantai itu dengan teropongnya.
Pengawal Seorin menemui Yi Bang kembali.
“Apakah anda mengatakan bahwa ada bisnis di diluar jalur?”tanya Yi Bang.
“Kita harus menangkap mereka tanpa kesalahan. Bahkan jika kita kehilangan dalah satu dari mereka, mereka akan memindahkan basis mereka ke tempat lain”jawab pengawal Seorin lalu malangkah pergi.
“Tuanku”seru Yi Bang, pengawal Seorin pun menghentikan langkahnya.
“Bagaimana Anda menemukan bahwa ada bisnis di luar jalur?”tanya Yi Bang kembali.
“Sebagai seorang pegawai kantor pemerintah, sebelum kau bertanya kepadaku tentang hal itu. Kau harusnya merasa malu tidak bisa menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu”jawab pengawal Seorin seraya tersenyum sinis lalu bergegas pergi.
Di tempat penyimpanan barang kena pajak di Sanbanggol.
Ayah Beo Jin berjaga terkantuk-kantuk, tanpa ia ketahui ada seseorang datang memasukkan obat tidur ke dalam gentong penyimpanan air yang ada di dekatnya.

Tiba-tiba Beo Jin datang membawa makanan untuk ayahnya.
Beo Jin pun membangunkan ayahnya. “Ayah. Ayah ”seru Beo Jin seraya mengoyang-goyangkan badan ayahnya.
“Jangan pergi seperti itu” igau ayah Beo Jin. “Mimpi macam apa itu?”gumannya.
“Ayah”seru Beo Jin.
“Oh, Beo Jin, kau di sini”ujar ayahnya.
“Tetap terjaga, apa yang akan terjadi jika kau tertidur?”seru Beo Jin.
Lalu Beo Jin mengambil air di gentong yang telah diisi obat tidur. Beo Jin meminumnya terlebih dahulu, baru mengisi gayungnya dengan air lalu menyerahkan ke ayahnya.
“Ayah minum ini dan tetap terjaga”ujar Beo Jin seraya menyerahkan air di gayung.
“Terima kasih”ucap ayahnya lalu meminumnya.
Di dalam hutan Yan dan William akan pergi ke suatu tempat.
“Yan. Kemana kita akan pergi?”tanya William.
“Ini akan menjadi kesempatan terbaik untuk melarikan diri dari sini. Ikuti saja aku”jawab Yan lalu bergegas pergi.
“Apa? Yan!”panggil William seraya mengikuti Yan dari belakang.
Ternyata Yan dan William mendatangi pantai Yongmuri. Di pantai sedang ada penyelundupan barang-barang, Yan dan William mengintainya. Yan pun menyusup masuk dan William menunggu di balik batu.
Di dalam ruangan telah berkumpul pedagang, Yan pun penuh percaya diri masuk seorang diri.
Pedagang itu menoleh ke arah Yan dan dengan sigap penjaga lain menodongkan pedang ke leher Yan dari belakang. Dan ternyata orang-orang yang mereka datangi ini pedagang dari Jepang jadi mereka berkomunikasi dalam bahasa Jepang.
“Baju apa yang kau kenakan? Siapa kamu?”tanya pedagang itu.
“Jangan khawatir, aku tinggal di Jepang sekarang di Jeju. Jangan khawatir aku terdampar di pulau Jeju. Aku orang Jepang”jawab Yan penuh percaya diri dalam bahasa Jepang keren. Pengawal yang menodongkan pedang pun menarik pedangnya.
“Apakah anda tahu Ishida dari Nagasaki?”tanya Yan. Pedagang Jepang itu mencoba mengingat-ngingat.
“Aku dari sana”lanjut Yan.
“Ishida?”tanya pedagang Jepang itu.
Tiba-tiba datang pasukan polisi dari pemerintah.
“Serangan, polisi datang!polisi”teriak salah satu penjaga.
Pedagang Jepang yang mendengar itu menoleh ke arah Yan seakan menyerangnya namun dengan cepat Yan menendangnya terlebih dahulu. Sehingga terjadilah pertarungan antara pedagang Jepang dan polisi.
Yan pun berusaha meloloskan diri. Ia pun berlari dan dikejar para polisi yang mengira ia komplotan pedagang itu. Yan yang berlari ke tempat William bersembunyi berteriak,”William, lari”.
William pun bergegas lari.
Kembali ke Beo Jin dan ayahnya. Karena meminum air yang telah ditaburi obat tidur. Beo Jin dan ayahnya pun tertidur pulas. Tanpa mereka sadari para pencuri mengambil gentong-gentong yang berisi barang-barang pajak yang akn diserahkan pada Raja.
William terus berlari ke dalam hutan di ikuti di belakangnya Yan.
“Lari!”teriak Yan pada William. “Tangkap mereka”teriak polisi yang mengejarnya.
Karena William terus berlari seraya menoleh ke belakang ia tidak memperhatikan jalan ia pun terjatuh ke jurang. Ia pun segera merapat agar para polisi yang mengejarnya tidak melihatnya.
Ketika William menoleh ke belakang hutang dilihatnya 3 orang pencuri yang keluar mengendap-endap dari dalam gua.
William pun mengecek masuk ke dalam gua. Dilihatnya banyak gentong-gentong yang berisi barang-barang yang disiapkan untuk raja.
William pun mencoba membuka beberapa gentong, dilihatnya jeruk, abalone, dll. William pun tersenyum melihat isi itu.
Di tempat penjagaan barang pajak, Beo Jin terbangun ia melihat sudah siang. Ia pun membangunkan ayahnya yang masih tertidur.
“Ayah, ini sudah pagi”seru Beo Jin seraya mengoncang-goncangkan ayahnya.
Ayahnya yang terbangun dan sadar mencoba mengingat-ngingat. “Apakah kau berjaga semalaman?”tanyanya.
Beo Jin pun mengangguk.
“Aigoo. Terima kasih, Beo Jin”ucap ayahnya (lho padahal kan Beo Jin juga ikutan tidur hehehe).
“Pulanglah duluan dan bantu ibumu”ujar ayahnya. Beo Jin pun mengangguk.
Beo Jin membantu ibunya mengangkat barang yang perlu di jemur, ia mengangkat di kepalanya. Ia berhenti sejenak dan menguap, Park Kyu yang keluar kamar melihatnya tersenyum.
“Apa sekarang? Yanban, tidakkah mereka juga menguap?”ujar Beo Jin seraya menurunkan tampah di kepalanya.
“Kupikit kau hanya pembuat masalah tapi kau sangat perhatian mengurus keluargamu
“puji Park Kyu. Di puji seperti itu Beo Jin hanya bisa tersenyum kecut.
“Dengan seperti itu, kamu akan membawa air untukku?lanjut Park Kyu.
“Tentu saja…. Selalu ada tipuan. Selalalu memerintahku sekitar malam atau siang”guman Beo Jin seraya menaruh tampah di dipan samping Park Kyu duduk.
Beo Jin pun pergi mengambil air dan menyerahkannya ke Park Kyu, namun belum di terima Park Kyu terdengar suara teriakan tetangga.
“AyahBeo Jin di tangkap. Ayah Beo Jin sedang di bawa pergi”teriak seorang tetangga.
“Astaga apa yang terjadi”guman orang tadi seraya bergegas pergi melihat ayah Beo Jin diikuti tetangga lainnya.
Beo Jin pun melangkah pergi melihat dan menjatuhkan gayung air minumnya. Ny. Choi pun keluar dari dapur.
Beo Jin melihat ayahnya yang sudah di seret polisi dan dikerubungi warga.
“Ayah...”teriak Beo Jin. Beo Jin pergi mengejar ayahnya yang di seret polisi.
“Mengapa ayahku? Mengapa kalian menangkap ayahku?Jangan menangkap ayahku! Tolong hentikan. Mengapa kalian menangkapnya”seru Beo Jin seraya berusaha melepaskan ayahnya dari kungkungan 2 polisi, namun teman polisi datang mereka pun membantu mengusir Beo Jin sehingga Beo Jin terjatuh. Ibu Beo Jin pun hanya bisa melihat suaminya dibawa pergi tanpa tahu masalah apa yang membuat suaminya dibawa pergi.
“Beo Jin, jangan lakukan itu”ujar ayahnya tak tega melihat Beo Jin berusaha menolongnya tapi terjatuh karena dorongan dari petugas polisi. Walaupun terjatuh Beo Jin tetap berusaha melepaskan ayahnya.
“Beo Jin, Beo Jin! Jangan khawatir. Hanya pergi Beo Jin, ayah baik-baik saja. Kau juga (ibunya Beo Jin), akan baik-baik saja”ujar ayah Beo Jin yang diseret kedua petugas polisi.
Beo Jin pun menangis dipelukan ibunya yang juga tak mampu berbuat apa-apa.
“Ayah, ayah, apa yang bisa kita lakukan?”guman Beo Jin seraya menangis.
Park Kyu memperhatikan Beo Jin yang bersedih di dipan.
“Jika aku tidak tertidur , jika aku tidak tertidur…. Ini tidak akan terjadi. Siapapun pencurinya… aku akan memastikan aku yang akan menangkapnya. Jika aku menangkapnya , aku akan…. Aku tidak akan meninggalkan mereka sendiri!”keluh Beo Jin seraya menangis.
Park Kyu menghampiri Beo Jin dan berkata,”Ada suatu tempat, kau harus pergi denganku. Kau bilang ingin menangkap pencuri sebenarnya kan? Cepat dan ikuti aku”serunya lalu bergegas pergi. Beo Jin pun menyusulnya.
Ternyata mereka berjalan ke arah gua tempat William tinggal.
“Itu tidak masuk akal! William tidak akan melakukan hal semacam itu”seru Beo Jin tiba-tiba.
“Mereka sebelumnya telah mencuri makanan”ujar Park Kyu.
“Yandari, Ini tidak seperti itu”ucap Beo Jin penuh kepercayaan pada William.
“Mereka memiliki pisau penduduk desa dan mangkuk. Bagaimana kau bisa menyangkalnya bila kau melihat buktinya?”seru Park Kyu lalu bergegas melanjutkan langkahnya.
Dengan enggan Beo Jin pun menyusulnya.
Park Kyu dan Beo Jin pun sampai di dalam gua, dan malang bagi William , saat ia sedang sedang memakan makanan yang di ambilnya di gua saat ia dikejar-kejar polisi.
“Beo Jin”seru William melihat Beo Jin datang.
Beo Jin pun langsung melongo tidak percaya saat melihat abalone yang sedang di bakar lalu ia melihat kea rah William yang memegang abalone, tapi William malah menawarinya makan.
“Ini, makan”ujar William seraya menyerahkan abalone matang yang ada di tangannya.
Beo Jin pun kesal lalu menghempaskan tangan William hingga abalone jatuh.
“Bagaimana kau bisa?”teriak Beo Jin seraya memukul-mukul William lalu duduk menangis.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?”guman Beo Jin seraya menangis. Melihat Beo Jin menangis tersedu-sedu William mencoba bertanya, “apa yang salah?”.
“Apakah kau tahu apa yang kau curi itu? Mereka adalah barang yang terkumpul dari keringat pekerja. Karena apa yang kau lakukan, penduduk desa harus membayar harganya”seru Park Kyu.
Namun karena tidak mengerti bahasa yang diucapkan Park Kyu, William hanya bisa melihat sedih ke arah Beo Jin yang tidak berhenti menangis, sedangkan Yan mengamati abalone yang ada di tangannya.
“Ada alternatif. Berdiri! Aku akan melaporkan kalian”seru Park Kyu lalu bergegas pergi.
Namun Beo Jin menghentingkan langkahnya, “apa yang kau bicarakan? Melaporkan mereka? Kamu tidak bisa!”seru Beo Jin.
“Apakah kau akan membiarkan ayahmu mati seperti ini?”tanya Park Kyu setengah berteriak.
“Lalu apa yang bisa kita lakukan?”jawab Beo Jin seraya menangis.
“Dia pikir kita adalah pencuri. Kita lebih baik membawanya ke gua”ujar Yan pada William bisa menerka duduk permasalahannya.
William pun mengerti lalu ia bergegas lari, “Beo Jin, ikuti aku”ujarnya lalu bergegas pergi.
Yan pun menyusulnya.
“Kalian mau pergi ke mana?”seru Park Kyu lalu menyusulnya.
William dkk, masuk ke dalam hutan, ia mencoba mengingat-ngingat letak gua itu.
“Berapa kali kita akan berjalan di jalan yang sama? Bagaimana pria yang tak tahu arah seperti ini menemukan jalan ke Chosun?”keluh Park Kyu.
“Berhati-hatilah dari tanaman berduri!”pinta Beo Jin. Yan dapat menghindarinya namun tidak dengan William, lengannya terkena tanaman berduri. Beo Jin pun segera menghampirinya.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Beo Jin seraya mengecek lengan William.
“Aku baik-baik saja”jawab William. Yan mencoba mengingat-ngingat gua itu. Lalu sepertinya William sudah ingat letaknya.
“Oh, aku tahu!Di sana!serunya seraya menunjuk ke arah yang disebut. William pun segera berlari ke arah itu di susul Beo Jin yang diikuti Yan dan Park Kyu.
Mereka pun sampai di dalam gua, namun gua itu sudah kosong.
William pun menjelaskan dengan memperagakannya bahwa di tempat itu ada tumpukan barang-barang.
“Di sini… ada banyak…. Barang…di sini?”jelas William dengan bahasa kalbu dan body language hahaha.
“Kendi?”tanya Beo Jin.
Park Kyu yang juga telah sampai memeriksa tanah lalu ia menemukan sebuah selampek berwarna kuning. Ia memperhatikannya lalu membuangnya kembali.
“Ini adalah tempat pencuri menempatkan barang-barang mereka untuk sementara waktu”jelas Park Kyu. Beo Jin pun kaget dengan penjelasan Park Kyu.
“Bersiap-siap”ujar Park Kyu lalu lalu melangkah pergi.
Beo Jin menahan langkahnya.” Apa yang kau katakan?”tanya Beo Jin.
“Apa yang aku maksud? Kau harus menyiapkan abalone lebih banyak sebagai pengganti”jawab Park Kyu.
“Mereka tidak mungkin mencari abalone!”ujar Beo Jin.
“Sekarang kau harus mengkhawatirkan keselamatan ayahmu bukan mereka!”seru Park Kyu pada Beo Jin.
“Meskipun kalian tidak mungkin mencuri barang. Kalian masih mengambilnya dan memakannya, sehingga kalian memiliki tanggung jawab”seru Park Kyu pada William dan Yan lalu bergegas pergi.
Beo Jin menoleh ke arah William dengan sendu. “Beo Jin, tidak apa-apa”ucap William seraya tersenyum. Beo Jin pun tersenyum.
Beo Jin mencari abalone sebagai pengganti bersama William di di dalam laut. Beo Jin pun menemukan abole dan membawanya ke permukaan. Beo Jin senang dengan tangkapan mereka. “ Kita telah menemukan satu William!”seru Beo Jin pada William yang juga menemukan satu.
Di pinggir pantai Park Kyu dan Yan menunggu Beo Jin dan William menyelam. Setelah Beberapa saat menunggu Yan pun pergi terlebih dahulu.
Beo Jin dan William kembali dengan hasil tangkapan masing-masing. Park Kyu pun mengeceknya.
Di lihatnya abalone yang ada di keranjang Beo Jin lalu mengambilnya satu.
“Ini terlalu kecil. Dan satu ini kosong! Kita tidak bisa menggunakan salah satu dari ini”ujar Park Kyu, lalu ia mengecek keranjang William dan mengambil salah satunya.
“Ini lebih baik dari ukuran dan kualitas. Kau lebih baik dari penyelam”puji Park Kyu.
William yang tidak mengerti maksudnya hanya menjawab, “oke?”dengan bahasa isyarat.
Mereka pun menaruh abalone yang ada di keranjang William ke 2buah keranjang yang telah tersedia.
Namun kedua keranjang itu belum terisi penuh.
“Karena hanya terisi seperempat, sebaiknya kau cepat”seru William.

William yang tidak mengerti maksud Park Kyu, Park Kyu pun menjelaskan dengan bahasa isyarat untuk menyelam kembali lucu (gayanya wkkwkw). William pun mengerti lalu mengambil keranjangnya dan pergi menyelam.
“Dia mendapat abalone labih baik dariku”guman Beo Jin seraya mengambil keranjangnya dan melangkah pergi. Namun baru beberapa langkah ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Park Kyu. Park Kyu pun memberinya isyarat pergi menyelam namun Beo Jin mengucapkan terima kasih.
“Yandari, terima kasih. Untuk menjaga rahasia tentang William dan untuk hal-hal yang….” Ucap Beo Jin tapi tidak meneruskan kata-katanya. “Terima kasih”lalu bergegas pergi. Padahal Park Kyu sudah senang tuh tadi pas Beo Jin bilang terimakasih tapi pas lanjutannya William mukanya berubaha jadi masam hahaha. Tapi akhirnya dia tersenyum melihat Beo Jin semangat menyelam lagi untuk membantu ayahnya.
Sore hari telah tiba, mereka pun menyelam sampai matahari tenggelam. William dan Beo Jin membawa tangkapan mereka dan Park Kyu pun melihatnya.
“Jika kita melakukan sedikit lebih banyak, kita akan melakukannya”seru Beo Jin pada William.
“Ini sedikit kurang tapi mari kita kembali sekarang”ujar Park Kyu seraya melihat keranjang Beo Jin.
Beo Jin pun menahannya, “Kita bisa berbuat lebih banyak”serunya.
“Hal bodoh apa yang kau katakan, hari hampir malam”ujar Park Kyu.
“Jika kita berhenti sekarang…semuanya akan sia-sia”ucap Beo Jin.
Park Kyu pun menarik tangan Beo Jin seraya berkata,”kau tahu lebih baik sebagai penyelam wanita, apakah kau tahu betapa berbahayanya laut di saat gelap?”
“Kami…memiliki pekerjaanyang harus diselesaikan. Ini perlu dilakukan”ujar William memotong.
Lalu William menarik tangan Beo Jin yang satu. “Beo Jin…Jangan pergi”ujar William dalam bahasa korea.
Beo Jin pun menoleh ke arah Park Kyu dan melepaskan tangannya dari genggaman Park Kyu.
Park Kyu kesal melihat ulah Beo Jin ini.“Jika kau ingin pergi, pergi sendiri. Aku akan menyelesaikan mencari abalone bersama William”ujar Beo Jin pada William.
“Lakukan apa yang ingin kau lakukan”seru Park Kyu menahan kesal lalu bergegas pergi.
“Kita bisa melakukannya. Tunggu sebentar”ujar William pada Beo Jin lalu bergegas pergi.
Ternyata William pergi tadi mengambil jam pasir yang berisi kunang-kunang, jam itu digunakan untuk penerangan di dalam laut.
William dan Beo Jin pun mencari abalone bersama William di laut yang gelap dengan penerangan jam pasir yang berisi kunang-kunang (bascksoundnya keren ^___^).
Di dalam kamar Park Kyu membaca buku dengan tidak tenang, ia hanya membuka-buka lembaran halaman-halaman buku. Lalu ia teringat saat Beo Jin lebih memilih William dan melepaskan genggaman tangannya (benih-benih cinta tumbuh kah?). Ia membuka pintu kamar namun dilihatnya Beo Jin juga belum pulang.
Sementara itu Beo Jin dan William selesai mencari abalone, ia beristirahat di gua bersama William.
Setelah selesai meletakkan keranjang Beo Jin merebahkan dirinya di atas tumpukan jerami yang di susul William.
“Aneh, walaupun kita tidak bisa berkomunikasi, aku merasa nyaman saat aku bersamamu. Ketika aku bersamamu, aku merasa seperti berada di dunia yang baru”ujar Beo Jin .
“Sebuah dunia yang berbeda?”tanya William dalam bahasa Korea(sepertinya William sedikit demi sedikit dah mulai ngerti bahasa Korea hehehe).
“Laut ini sama seperti yang aku lihat setiap hari. Tetapi ketika aku denganmu itu berbeda. Jika aku menutup mataku dan kemudian buka seperti ini, aku merasa seperti aku tidak perlu menyelam lagi dan hidup bebas”ujar Beo Jin lalu tertidur pulas. William pun tertidur disampingnya.
Sedangkan Park Kyu menunggu kepulangan Beo Jin dengan gelisah di halaman rumah. Sedih ya kenapa tadi ningalin pergi hehehehe.
Keesokan paginya, Park Kyu menunggu kedatangan Beo Jin dan William di dekat gua.
“Orang asing tidak bisa pergi lebih jauh”seru Park Kyu.
“William, dari sini dia bilang kau tidak bisa pergi lebih jauh”ujar Beo Jin pada William.
William yang sepertinya mengerti maksud Beo Jin meletakkan keranjang yang dibawanya ke tanah.
“Aku akan membiarkanmu hanya kali ini saja. Jangan pernah mencuri dari orang-orang lagi”ujar Park Kyu pada William.
Beo Jin mencairkan suasa dengan memperlihatkan hasil tangkapannya.
“Kami masih agak ragu-ragu dengan hasil tangkapan kami. Apakah baik-baik saja?”seru Beo Jin pada Park Kyu.
“Hal ini tidak bisa membantu”ujar Park Kyu seraya mengambil keranjang William dan bergegas pergi.
“Aku akan segera kembali. Pergi dan tinggallah”pesan Beo Jin dan William. William pun mengangguk lalu Beo Jin segera menyusul Park Kyu.
Park Kyu dan Beo Jin tiba di kantor kepolisian ia kaget saat melihat ibunya Beo Jin juga datang membawa sekeranjang abalone besar-besar.
“Ibu!”seru Beo Jin seraya menghampiri ibunya dan meletakkan keranjang abalonenya.
Ny. Choi pun melongo kaget saat melihat Park Kyu juga membawa sekeranjang abalone. Ny. Choi hanya melihat aneh ke Park Kyu dan Beo Jin, Park Kyu dan Beo Jin pun hanya membalasnya dengan senyuman.
Tn. Jang pun di bebaskan, beo Jin menghambur ke ayahnya dengan senang.
“Ayah”serunya seraya memeluk ayahnya. Ayahnya pun memeluk Ibunya Beo Jin. Dan para tetanggga serta ibu Kkeut Boon menjemput ayah Beo Jin dengan gembira. Park Kyu pun senang melihat keluarga ini berkumpul kembali.
Malam harinya di rumah Beo Jin di adakan pesta perayaan bebasnya ayahnya. Ibu-ibu tetangga menabuh keranjang yang biasa mereka gunakan untuk tempat abalone saat menyelam. Kkeut Boon dan kedua sahabatnya menari ( lihat gaya tarian Kkeut Boon ngakak lucu banget mirip gaya berenang gaya kupu-kupu,mukanya gitu lagi wkkwk). Ny. Choi dan ibu-ibu yang lain menyiapkan bahan-bahan untuk masakan mengiris-iris sayuran dll, mirip kalau kita mau hajatan hehehe.
Park Kyu yang duduk di dipan sendirian di tawari makanan oleh Beo Jin yang menghampirinya bersama kakek tua.
“Yandari, kau mau makan ini?”serunya seraya mengulurkan makanannya.
“Tidak apa-apa, kau makan saja”ujar Park Kyu.
“Kalau begitu, aku saja yang memakannya”seru kakek tua seraya mengambil makanan dari kakek tua.
“Ini hari yang bagus. Aku pergi”seru kakek seraya bergegas pergi.
“Terima kasih, Kami berutang banyak!”seru Tn. Jang pada Park Kyu.
“Ayah Beo Jin, kau orang beruntung. Memiliki seorang anak gadis yang baik, melakukan semua itu untuk ayahnya”puji para tetangganya silih berganti (istri yang suaminya juga dituduh pencuri dan ibunya si kedua sahabat Kkeut Boon*masih belum tahu namanya). Beo Jin yang dipuji seperti itu tersenyum bangga.
“Tapi aku sangat ingin tahu tentang sesuatu… Beo Jin adalah seperti seorang penyelam yang buruk, bagaimana dia melakukan itu? Dan hanya dalam satu malam? Mungkin….”selidik ibu Kkeut Boon. Mendengar ucapan ibu Kkeut Boon, Beo Jin dan Park Kyu pun jadi was-was.
“Tutup mulutmu!”teriak Ibu Beo Jin.
“Aku hanya ingin tahu….”ujar Ibu Kkeut Boon tapi tidak meneruskan kata-katanya lalu melangkah pergi.
“Di mana putri Tn. Jang?”tanya Yi Bang yang tiba-tiba datang.
“Itu aku…”jawab Beo Jin.
“Apakah kau gadis yang bekerja keras untuk ayahnya?”tanya Yi Bang. Beo Jin pun tersenyum mengiyakan.
“Kau mencari semua abalone sendiri?”selidik Yi Bang. Beo Jin pun agak salah tingkah.
“Dua keranjang bukan jumlah yang kecil. Bagaimana kau melakukan itu?”tanya Yi Bang yang tidak percaya dengan hasil abalone Beo Jin.
“Ya…hal tersebut…. Karena aku melakukannya siang dan malam”jawab Beo Jin.
“Katakan yang sebenarnya sekarang”perintah Yi Bang.
“Dia tidak melakukannya sendirian”ujar Park Kyu tiba-tiba, Beo Jin jadi cemas takut rahasia William terbongkar.
“Dia bekerja denganku dari jam pagi sampai tengah malam. Aku melakukannya bersama-sama dengannya”ujar Park Kyu menjelaskan.
Semua orang pun terlonjak kaget.
“Bagaimana tidak pantas untuk melakukannya dengan seorang gadis muda di malam hari”seru Yi Bang.
“Aku membantu karena aku hidup bersama mereka, ini yang paling tidak bisa aku lakukan. Jadi aku hanya mengambil kesempatan untuk membantu mereka”tegas Park Kyu.
“Betapa sulitnya pada malam hari….”selidik Yi Bang.
“Aku kira itu semua berkat roh Sulmoondae”jawab Park Kyu penuh percaya diri.
Mendengar jawaban itu seperti Yi Bang percaya, ia pun bergegas pergi.
“Mereka melakukannya bersama-sama?”seru ibu sahabat Kkeut Boon. Keeut Boon pun semakin kesal dan jengkel.
“Itu tidak apa-apa, jangan khawatir”ujar ibu Kkeut Boon menenangkan.
Kkeut Boon yang kesal dan jengkel segera mengambil sebotol soju di depannya dan meminumnya. Lalu Kkeut Boon bergegas pergi dengan kesal. Semua orang hanya melihatnya dengan aneh hahaha.
Beo Jin bergegas pergi. Sedangkan Park Kyu kembali duduk di dipan.
Ny. Choi yang sedari tadi memperhatikan Park Kyu mengajak Park Kyu bersulang soju. Ia menyerahkan cawan pada Park Kyu dan menuangkan soju ke cawan tersebut. Park Kyu pun meminumnya. Begitu sebaliknya bergantia giliran Park Kyu yang menuangkan soju ke cawan ibunya Beo Jin dan ibunya Beo Jin pun meminumnya. Tn. Jang dan para tetangganya pun tertawa bahagia.
Keesokan paginya, seorang tetangga Tn. Jang berteriak.
“Ada orang tua gila. Ibu Kkeut Boon!, ada goblin disana!”seru tetangga itu menunjukkan dapur keluarga Kkeut Boon.
“Orang tua itu mencuri makanan lagi!”seru Kkeut Boon lalu mengambil sapu dan menyeret kakek tua dan memukulnya dengan sapu. Kakek tua itu pun terjatuh di dipan lalu dipukulinya dengan sapu oleh ibu Kkeut Boon. Para tetangganya pun segera mengerubunginya.
“Apa yang kau lakukan dengan makanan kamu?”seru ibu Kkeut Boon seraya memukul-mukul kakek tua itu dengan sapu.
“Hentikan”ujar kakek tua seraya menangkis pukulan ibu Kkeut Boon dengan tongkatnya.
“Anda koki yang buruk, itu mengerikan juga! (ternyata makanannya ga enak wkwkkw)!”seru kakek tua.
“Jadi mengapa mencurinya?”omel ibu Kkeut Boon seraya memukul kakek tua tadi dengan sapu.
Beo Jin pun datang melindungi kakek tua.
“Jangan seperti itu. Ini tidak benar memperlakukan orang tua seperti ini”ujar Beo Jin seraya melindungi kakek tua.
“Astaga, apa yang akan kita lakukan dengamu!”ujar istri yang ditunduh pencuri pertama kali.
“Yang seperti rumput laut kering, dengan topi konyol, orang tua gila!”maki ibu Kkeut Boon.
“Aku rasa kau juga yang mencuri beras kami”ujar ibu sahabat kkeut Boon.
“Kau, kau dan kau…. Makanan kalian semua hambar”protes kakek tua.
“Berhenti bertele-tele kau pengemis tua gila!”omel ibu Kkeut Boon seraya bersiap dengan sapunya.
“Makanan dari Samigolnama (desa) yang lezat”ujar kakek tua.
“Pergi makan banyak makanan di sana!”omel ibu kkeut Boon seraya berusaha memukul kakek tua dengan sapu namun di halagi Beo Jin.
“Hentikan ini!”teriak Ny. Choi, ibu Kkeut Boon pun pergi dan berkumpul dengan warga lainnya.
“Kau pikir ia mencuri karena itu menyenangkan?”tanya Ny. Choi pada ibu Kkeut Boon.
Kakek tua pun tersenyum lalu mengambil air yang di bawanya dan meminumnya.
“Kau mencuri makanan namun kau membawa air sendiri!”seru Ibu Kkeut Boon.
“Kau harus berhati-hati dari apa yang kalian minum, air yang paling berbahaya…. Berhati-hatilah dengan apa yang kalian minum”pesan kakek tua pada ibu Kkeut Boon dkk. Ibu kkeut Boon dkk hanya melongo mendengar kakek tua itu sedangkan kakek tua tertawa dan meminum airnya kembali.
Lalu kakek tua itu pergi di antar Beo Jin. “Hati-hati pada apa yang kau minum!”pesan kakek tua pada Park Kyu yang di luar halaman. Beo Jin pun menarik kakek tua untuk segera pergi.
“Berhati-hatilah pada air…”pesan kakek tua lagi.
Mendengar kata-kata kakek tua itu, Park Kyu teringat saat Tn. Jang menceritakan kejadian malam saat terjadinya pencurian. Bahwa setelah minum air ia mengantuk dan tertidur.
Park Kyu datang ke tempat ayah Beo Jin jaga malam. Di sana ada seorang penjaga juga. Park Kyu mengamati sekitar tempat itu lalu ia melihat sebuah gentong air.
“Untuk apa gentong ini?”tanya Park Kyu pada penjaga seraya menunjuk gentong.
“Ini adalah gentong berisi air minum. Air itu hanya untuk penjaga saja. Mengapa semua penjaga tertidur selama shif mereka”jawab penjaga.
Park Kyu yang mencerna penjelasan penjaga itu segera membuka penutup gentong dan dilihatnya di bibir gentong tertinggal serbuk putih. Ia meraba dan berpikir.
“Apa yang kau lakukan?”tanya penjaga.
Park Kyu pun mencoba mencium bau air itu lalu mengaduk-aduk air dalam gentong.
“Apa yang kau lakukan dengan air minum?”tanya penjaga mencegah Park Kyu merusak air minum itu. Lalu penjaga itu mengambil botol airnya dan mengisinya dengan air yang ada dalam gentong itu.
Park Kyu pun segera merebut botol air yang dibawa penjaga itu.
“Aku akan meminjam botol ini darimu untuk sementara waktu”ujar Park Kyu lalu begegas pergi.
“Apa? Apa ini?”seru penjaga .
Park Kyu pun menghentingkan langkahnya lalu kembali ke arah gentong. Ia mengambil kayu yang tersandar di samping gentong dan memukul gentong itu dengan kayu sampai pecah.
Penjaga pun ketakutan. Park Kyu pun menghempaskan kayu ke tanah.


( source : http://www.pelangidrama.net/2011/02/sinopsis-tamra-island-tempted-again.html )
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...